Kian hari kian banyak varian minuman yang bermunculan mulai dari rasa, bentuk hingga warna yang mencolok. Jadi tak heran jika anak-anak susah diatur untuk rutin mengonsumsi Air Putih. Dari data tahun 2015 pun menunjukkan 2 dari 8 anak di Indonesia kurang meminum air putih.
Illustrasi anak rutin minum air putih [Source] |
Psikolog anak Ajeng Raviando mengatakan, orangtua berpengaruh dalam membentuk kebiasaan anak minum air mineral. Membentuk kebiasaan ini bisa dilakukan dengan memberikan contoh kepada anak.
"Misal setelah kegiatan atau beraktivitas, kemudian mengajak anak untuk tidak lupa minum dan orangtua juga mencontohkan," kata Ajeng saat konferensi pers sosialisasi program 'Aku Mau Air, Aku Sehat' dari AQUA di Kidzania, Pacific Place, Jakarta Selatan, Senin (24/7/2017)
Cara itu diklaim mudah dalam membentuk kebiasaan anak rajin minum air mineral atau air putih. Selain itu cara ini juga dapat jadi panduan ingatan atau anak lebih mudah mengingatnya dalam aktivitas minum air putih.
Ajeng juga mengungkap dan menghimbau kepada orang tua agar tidak memakai terlalu banyak perasa dalam air minum karena ini akan menyebabkan anak jadi ketagihan.
Dia juga percaya bahwa perulangan dapat mendatangkan dampak yang positif terhadap anak termasuk pola minum air putih. Pola yang didengar dan dilihat dapat jadi acuan agar anak tetap terbiasa meminum air putih bila diajarkan secara berlanjut atau konstan.
Jika orang tua sudah ajarkan dan terapkan sejak dini, meskipun disekolah bertemu dengan teman-temannya yang minum minuman lain atau berasa, dia akan terbiasa meminum air putih.
Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi Bangsa Indonesia yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan tahun 2013, anak pra-sekolah (usia 4 - 6 tahun) membutuhkan 1,2 liter air per hari atau setara 5 - 6 gelas. Sedangkan anak usia 7 - 9 tahun membutuhkan sekitar 1,5 liter mineral atau sekitar 6 - 7 gelas.